Thursday 21 July 2011

Something Wonderful


Judul : Something Wonderful (Sequels #2)
Penulis : Judith Mcnaught
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Resensi :
Semenjak menyelamatkan nyawa Jordan Townsende, Duke of Hawthorne dari serangan penyamun, kehidupan Alexandra berubah 180 derajat. Tiba-tiba ia dihadapkan pada kenyataan dirinya menikah dengan Jordan, bangsawan paling ternama di seantero Inggris dan menjadi seorang duchess. Namun takdir seakan belum puas mempermainkan dirinya karena empat hari setelah pernikahannya, Jordan tiba-tiba menghilang dan diperkirakan telah tewas.

Dalam usia yang masih sangat belia dan hati dibutakan oleh cinta kepada mendiang suaminya, Alexandra mencicipi Season di kota London. Pada saat itulah ia mengetahui bahwa Jordan Townsende yang selama ini ia puja ternyata tidak semulia yang ia bayangkan. Cintanya berubah menjadi kebencian dan ia bertekad membuktikan dirinya layak menjadi Duchess of Hawthorne.

Lalu tanpa disangka-sangka Jordan muncul kembali. Jordan terkejut mendapati gadis lugu yang dinikahinya secara terpaksa sekarang menjelma menjadi wanita cantik pujaan para pria. Dan ia harus berusaha keras merebut hati Alexandra yang sekarang sudah mengetahui reputasinya di masa lalu.

Meski cinta mereka kembali diuji oleh pengkhianatan dan rasa curiga, Alexandra selalu percaya suatu saat nanti sesuatu yang indah akan menghampiri dirinya.


Terus terang gue beli buku ini karena banyak yang bilang bagus di goodreads. Tapi resensinya menarik juga sih.

Cerita, plot, hero, heroin, dialog, dan deskripsi sempurna sekali. Terutama ceritanya sangat menyentuh. 

Tapi gue nggak suka gaya penulisan Judith Mcnaught. Dia suka melebih-lebihkan sesuatu yang tidak penting. Banyak penjelasan yang diulang-ulang. Rasanya gue membaca mata biru heroinnya berkali-kali dalam satu buku. Mata kelabu prianya, sifat periang wanitanya, dan segala penjelasan fisik lainnya terlalu banyak yang mubazir, menurut gue.

Yah, itu saja kekurangannya. Yang lainnya gue nggak bisa komentar.

Dari segi historical romance, buku ini adalah salah satu buku dengan cerita terbagus yang pernah gue baca. Gue suka kepolosan dan optimisme heroinnya. Heronya juga sangat wow gitu : kaya, tampan, playboy, walau tak pernah tersenyum.

Dalam sebuah buku romance, gue selalu mencari pasangan yang meant to be together. Maksud gue di sini adalah kontribusi kedua tokoh utama terhadap satu sama lain harus seimbang. Di sini Alexandra yang ceria namun keras kepala ini sangat beruntung mendapatkan suami kaya seperti Jordan. Hidupnya bagai Cinderella. Tapi dia berhasil membuat Jordan banyak tertawa dan lebih santai. Kesetiaannya menanti dan menangisi pria itu saat mengira Jordan meninggal membuat gue berpikir tidak ada wanita lain yang tepat untuk pria ini.

“Jika menjadi kaya membuatmu tidak bisa bersantai dan menikmati hidup, maka harga sebuah kekayaan itu terlalu tinggi.”

Gue banyak terharu membaca buku ini. Terutama saat Alex dengan polosnya percaya kalau suaminya itu bagaikan santo kudus. Ia bahkan menyatakan cintanya dengan tulus walaupun hanya dibalas dengan ucapan terima kasih. 

Sampai Jordan dikira meninggal ia juga tidak tahu apa-apa. Ia begitu memuja pria itu dan ditertawakan seluruh ton. Saat ia tahu betapa jeleknya sikap Jordan dulu : mempunyai simpanan dan segalanya, ia kecewa. Ia sadar kalau Jordan menikahinya atas dasar rasa kasihan dan utang budi karena Alex sudah menyelamatkannya.

Tapi Jordan kembali. Wah, di sini gue suka banget interaksi antara keduanya. Cinta namun saling menolak. Di bagian sini emang Jordannya agak aneh karena selalu curigaan. Tapi gue cukup sedih waktu dia memberi penawaran begini : Alex harus hidup tiga bulan bersamanya sebagai istri yang baik dan kalau setelah tiga bulan Alex masih belum memaafkannya, maka Alex boleh pergi dengan diberi setengah juta pound.

Oh, kasihan sekali. Kenapa sih harus saling salah paham?

Di akhir Alex pasrah karena bahkan sebelum sebulan berjalan, ia sudah tidak bisa lepas dari Jordan. Ia memutuskan ingin membuat Jordan jatuh cinta padanya. Di bagian ini luar biasa sekali. Gue suka  banget sama si Alex.

Ah, sudahlah. Ini novel terlalu keren. Outstanding. Lima bintang.

Dreamer thinks that time is flying so fast...


:)

No comments:

Post a Comment