Saturday 28 February 2015

The Lost Hero


Judul : The Lost Hero (The Heroes of Olympus #1)
Penulis : Rick Riordan
Tebal : 551 halaman
Penerbit : Puffin Books

Jason has a problem. He doesn’t remember anything before waking up on a school bus holding hands with a girl. Apparently he has a girlfriend named Piper. His best friend is a kid named Leo, and they’re all students in the Wilderness School, a boarding school for “bad kids”, as Leo puts it. What he did to end up here, Jason has no idea — except that everything seems very wrong.

Piper has a secret. Her father, a famous actor, has been missing for three days, and her vivid nightmares reveal that he’s in terrible danger. Now her boyfriend doesn’t recognize her, and when a freak storm and strange creatures attack during a school field trip, she, Jason, and Leo are whisked away to someplace called Camp Half-Blood. What is going on? 

Leo has a way with tools. His new cabin at Camp Half-Blood is filled with them. Seriously, the place beats Wilderness School hands down, with its weapons training, monsters, and fine-looking girls. What’s troubling is the curse everyone keeps talking about, and that a camper’s gone missing. Weirdest of all, his bunkmates insist they are all—including Leo—related to a god.

Wednesday 25 February 2015

Masterpiece of Love


Judul : Masterpiece of Love
Penulis : Monica Petra
Tebal : 232 halaman
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama

Pada awalnya, aku tidak merasa berbeda dari orang lain. Sampai aku memasuki masa sekolah di TK dan berbaur dengan anak-anak lain. Aku menyadari ada yang salah dengan diriku, dari ejekan dan sikap teman-temanku yang menjauh. Hanya karena daging kecil yang sedikit lebih besar dari kulit jeruk di pipi kananku.

Aku berpikir, bagaimana jika mereka melihat telinga kananku? Mereka pasti akan semakin menggangguku. Aku pun melindungi diriku dari dunia. Aku tidak ingin orang-orang mengejek, apalagi mengasihaniku.

Monday 23 February 2015

Opini Bareng: Karakter Tokoh Utama


Tokoh utama merupakan salah satu bagian paling besar yang mempengaruhi saya dalam menilai suatu buku. Jelas, saya akan jauh lebih menyukai bukunya jika tokoh utamanya menyenangkan. Apalagi kalau sudut pandang yang dipakai adalah orang pertama karena setiap halaman akan dinarasikan dan didominasi oleh suaranya.

Jadi, tokoh utama seperti apa yang saya sukai?

1. Tokoh Sempurna vs Tokoh Tidak Sempurna
Dalam kasus pertama ini, saya sudah pasti memilih tokoh tidak sempurna. Toh, di dunia ini tidak ada satu orang pun yang sempurna. Saya suka jika kelemahan dan kelebihan tokoh utama dijelaskan dengan detail dan rinci, sampai-sampai saya merasa sangat mengenal tokoh itu bagaikan diri saya sendiri. Saya seakan mengenal seorang teman lama yang bisa diajak berpetualang bareng hingga buku berakhir. 

Selain itu, tokoh utama yang sempurna tidak bisa membuat saya simpati terhadap semua masalahnya. Jika dia kaya, cantik/tampan, baik hati, penuh keberuntungan, pintar, selalu disukai dan dilindungi orang lain, saya tidak akan peduli jika dia punya masalah apapun. Dibahas sampai satu novel penuh pula. Sudah bagus dia punya segalanya, tidak perlu mengeluh soal masalah yang tiba-tiba datang dalam hidupnya. Apalagi kalau masalahnya ecek-ecek seperti tidak punya pacar, kelebihan berat 2 kg, rambut susah diatur, ataupun merasa tidak diperhatikan. Errr... Maaf, saya kejam. Tapi beneran. No excuse. Tokoh sempurna itu tidak boleh mengeluh. Titik. 

Lah, kalau novel romance gimana? Kan biasanya si cowok selalu digambarkan sempurna bagaikan malaikat turun dari surga? Sama saja. Saya tidak bakal simpati dan suka sama cowok itu. 

2. Relatable vs Non Relatable
Kedua jenis tokoh ini bukan masalah besar buat saya. Persepsi saya akan tokoh yang relatable adalah saya bisa menemukan kesamaan antara si tokoh utama dengan diri saya sendiri dan orang yang saya kenal. Tapi bukan berarti saya tidak peduli pada tokoh yang tidak punya kesamaan dengan diri saya atau orang yang saya kenal. Selama kepribadiannya masuk akal, saya sih oke-oke saja. Saya pasti bisa simpati dengan tokoh itu. Yang saya tidak suka adalah tokoh yang jalan pikirannya terlalu aneh sampai saya tidak bisa connect dengan sifat serta keputusan-keputusan yang dibuat mereka.

3. Cerewet vs Pendiam
Agak sulit untuk memilih antara dua kategori ini. Jujur, saya lebih suka tokoh yang pendiam dan lebih banyak mengamati. Tapi kalau saya baca chic lit, saya banyak menemukan tokoh yang konyol dan cerewet. Dan saya suka-suka saja tuh. Tapi secara keseluruhan, saya lebih suka yang pendiam. Mungkin karena saya juga pendiam kali ya. Eaaaa...

4. Jahat vs Baik
Sejauh ini saya selalu menghindari tokoh utama yang jahat, seperti contohnya Dexter. Bukan apa-apa sih. Bagaimanapun juga orang jahat itu menyebalkan. Saya tidak mungkin bisa suka sama bukunya kalau orangnya jahat. Tapi jangan terlalu baik juga kayak malaikat. Agak bajingan sedikit, biar seru. Haha... 

Nah, kalau tokohnya anti-hero bagaimana? Boleh sih. Tapi saya lebih suka anti-hero sebagai pemeran sampingan saja, seperti Severus Snape. 

"After all this time?" 
"Always." (suka banget quote ini)

Tapi setelah mengamati tokoh utama favorit saya selama ini, saya punya satu kesimpulan. Karena saya suka cerita yang banyak dramanya, saya suka tokoh utama yang:

hidupnya susah, miskin, harus berjuang, sendirian, kesepian, sengsara, tetap tegar walau ditimpa banyak bencana, menghadapi banyak dilema dan harus membuat keputusan yang berat, tidak terlalu optimis, nggak murahan, pencemas dan selalu memikirkan setiap kemungkinan, berpendirian kuat, tidak munafik, kalau perempuan tidak boleh feminis berlebihan, setelah bersusah payah di akhir mendapatkan happy ending

Memang edan kamu, Sab... Nggak kurang banyak syaratnya? 

Begitulah opini tidak jelas saya mengenai karakter tokoh utama. Sebagai penutup, saya mau bikin daftar tokoh utama yang saya suka dan tidak suka.

Tokoh utama favorit versi saya:
1.   Jane Eyre, Jane Eyre oleh Charlotte Brontë (sangat berprinsip dan memenuhi syarat banyak di atas)
2.   Liberty Jones, Sugar Daddy oleh Lisa Kleypas (tak pernah putus asa, sayang banget sama adik tirinya)
3.   Colin Bridgerton, Romancing Mister Bridgerton oleh Julia Quinn (lucuuuuuuuu dan kurang ajar)
4.   Leo Hathaway, Married by Morning oleh Lisa Kleypas (pintar ngomong, komentarnya sinting)
5.   Robin "Puck" Goodfellow, Iron Fey series oleh Julie Kagawa (komentarnya lucu, kekuatannya keren)
6.   Grimalkin, Iron Fey series oleh Julie Kagawa (kucing bajingan yang sarkastis, haha...)
7.   June Iparis, Legend series oleh Marie Lu (kasihan nasibnya setelah kakaknya dibunuh *penting)
8.   Allison Sekemoto, Blood of Eden series oleh Julie Kagawa (mandiri, setia walau dikecewakan terus)
9.   Kanin, Blood of Eden series oleh Julie Kagawa (tortured, misterius, bijak, bisa diandalkan)
10. Katniss Everdeen, The Hunger Games series oleh Suzanne Collins (disiksa sampai agak gila *sayamemangsukayangsadis)

Tokoh utama yang paling saya benci:
1.   Isabella Swan, Twilight series oleh Stephenie Meyer (memilih cowok dibanding orang tuanya, hatinya mendua antara Edward dan Jacob)
2.   Emi, Pillow Talk oleh Christian Simamora (selingkuh dan suka one night stand) 
3.   Ai, Ai oleh Winna Efendi (terlalu lemah)
4.   Emma Corrigan, Can You Keep A Secret oleh Sophie Kinsella (udah bego, selingkuh pula)
5.   Rose Hathaway, Vampire Academy Series oleh Richelle Mead (nggak tahu batas, suka seenaknya karena merasa hebat, selingkuh again)
6.   Jace Wayland/Herondale, The Mortal Instruments series oleh Cassandra Clare (sok jago, tidak menghargai orang-orang yang sayang sama dia, suka bully dan menghina)
7.   Josie Cormier, Nineteen Minutes oleh Jodi Picoult (meninggalkan sahabat demi popularitas, pembohong) *dia ini tokoh utama bukan sih? Terlalu banyak tokoh di buku ini.
8.   Andrea, A Very Yuppy Wedding oleh Ika Natassa (ngeyel terus sepanjang buku)

Sekian dan terima kasih telah membaca. :D

Friday 20 February 2015

Divortiare


Judul : Divortiare
Penulis : Ika Natassa
Tebal : 288 halaman
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama

Commitment is a funny thing, you know? It's almost like getting a tattoo. You think and you think and you think and you think before you get one. And once you get one, it sticks to you hard and deep.

"Jadi lebih penting punya Furla baru daripada ngilangin nama mantan laki lo dari dada lo?"
Pernah melihat Red Dragon? Aku masih ingat satu adegan saat Hannibal Lecter yang diperankan Anthony Hopkins melihat bekas luka peluru di dada detektif Will Graham (Edward Norton), dan berkata, "Our scar has a way to remind us that the past is real."

Tapi kemudian mungkin kita tiba di satu titik ketika yang ada hanya kebencian luar biasa ketika melihat tato itu, and all you wanna do is get rid of it. So then you did.

Alexandra, 27 tahun, workaholic banker penikmat hidup yang seharusnya punya masa depan cerah. Harusnya. Sampai ia bercerai dan merasa dirinya damaged good. Percaya bahwa kita hanya bisa disakiti oleh orang yang kita cintai, jadi membenci selalu jadi pilihan yang benar.

Little did she know that fate has a way of changing just when she doesn't want it to.
 

Thursday 12 February 2015

A Girl Who Loves A Ghost


Judul : A Girl Who Loves A Ghost
Penulis : Alexia Chen
Tebal : 552 halaman
Penerbit : Javanica

“Kenyataan bahwa aku bukan lagi menjadi bagian dari dunia ini nyaris menghancurkanku. Jiwaku perlahan rusak oleh dendam dan amarah, hingga gadis itu muncul dan menemukanku.”

“Apa yang akan kau lakukan jika kau ternyata melihat sesuatu yang sebenarnya tidak nyata? Seperti misalnya, sesosok hantu berparas tampan? Bagaimana reaksimu seandainya kau terlambat menyadari bahwa kau telah jatuh terlalu dalam untuk bisa menemukan jalan kembali? Manakah yang lebih bijaksana, mengarungi neraka demi sebuah akhir bahagia ataukah menyerah dengan melepaskan? Apa yang akan kau lakukan jika kau jadi aku?”
 

Wednesday 11 February 2015

The Immortal Rules


Judul : The Immortal Rules (Blood of Eden #1)
Penulis : Julie Kagawa
Tebal : 504 halaman
Penerbit : Harlequin Teen

In a future world, vampires reign. Humans are blood cattle. And one girl will search for the key to save humanity.

Allison Sekemoto survives in the Fringe, the outermost circle of a vampire city. By day, she and her crew scavenge for food. By night, any one of them could be eaten.

Some days, all that drives Allie is her hatred of them. The vampires who keep humans as blood cattle. Until the night Allie herself is attacked--and given the ultimate choice. Die...or become one of the monsters.

Faced with her own mortality, Allie becomes what she despises most. To survive, she must learn the rules of being immortal, including the most important: go long enough without human blood, and you will go mad.

Then Allie is forced to flee into the unknown, outside her city walls. There she joins a ragged band of humans who are seeking a legend--a possible cure to the disease that killed off most of humankind and created the rabids, the mindless creatures who threaten humans and vampires alike.

But it isn't easy to pass for human. Especially not around Zeke, who might see past the monster inside her. And Allie soon must decide what--and who--is worth dying for.